Friday 11 March 2016

Kelompok muslim ini dukung Donald Trump jadi presiden Amerika





Mayoritas muslim dunia boleh jadi tidak suka dengan bakal kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump. Serangkaian komentarnya terhadap muslim dan Islam kerap membuat kuping panas dan bisa menyinggung perasaan. 

Namun sosok pengusaha properti AS itu ternyata punya pendukung dari kalangan minoritas. Setelah memenangkan kaukus Nevada, Trump kemudian segera mendapat dukungan dari warga Hispanik. Padahal pria 70 tahun itu kerap mengutarakan dalam kampanyenya, dia akan membangun pagar pembatas supaya warga Hispanik, keturunan Amerika Latin , tidak masuk ke Amerika Serikat secara ilegal. Selain Hispanik, Trump juga mendapat dukungan dari minoritas Hindu, Sikh, dan bahkan muslim.

Meski kelompok-kelompok minoritas itu punya pandangan berbeda dengan mayoritas Hindu, Sikh, atau muslim di AS namun mereka setidaknya menjadi sorotan media juga.

Di media sosial Facebook misalnya, ada laman khusus umat Hindu pendukung Trump yang sejauh ini sudah mendapat 500 like. Mereka bahkan memajang gambar Trump sedang duduk bersila ala yoga di atas daun teratai lengkap dengan simbol "Om".

Yayasan Hindu-Amerika, sebuah lembaga nirlaba, mengatakan mereka menerima sejumlah kecaman akibat gambar itu.

"Kami sudah menyampaikan keprihatinan kami kepada kelompok ini tapi belum ada tanggapan," kata Jay Kansara, direktur hubungan pemerintah di yayasan tersebut. Saat ini diperkirakan ada sekitar 2,5 juta warga Hindu tinggal di AS.

Sebagian kecil warga India-Amerika di Kota New Jersey membentuk komite aksi politik dengan nama India-Amerika untuk Trump 2016.

Salah satu anggota kelompok itu yang bernama Sudhir Parikh meyakini Trump adalah sosok yang lebih dikenal sebagai pekerja nyata dan bisa bernegosiasi dengan pendukung Republik maupun Demokrat.

Parikh mengatakan organisasinya tidak mewakili kaum Hindu secara keseluruhan. Jadi apa yang membuat mereka mau mendukung Trump.

"Mungkin karena apa yang dia katakan terhadap muslim, tapi itu bukan satu-satunya alasan," kata Parikh.

Pernyataan Trump yang menyebut akan melarang warga muslim datang ke Amerika memang menuai kontroversi dan kecaman tapi kelompok menamakan diri Muslim Amerika untuk Trump menuturkan pernyataan itu terlalu didramatisir dan keluar dari konteks yang dimaksud.

Pendiri organisasi itu, Sajid Tarar, seorang Pakistan-Amerika, mengatakan dia sepenuhnya mendukung pernyataan Trump yang ingin punya aturan tegas tentang kedatangan para imigran, seperti dari Suriah.

"Saya sendiri orang Amerika dan meyakini bahwa memang kepentingan negara nomor satu. Saya tidak suka jika ada orang datang ke sini dan melakukan hal-hal yang menentang Amerika," kata dia.

    Choose :
  • OR
  • To comment
No comments:
Write comments